Kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan Latihan Kepemimpinan
Kader Dasar (LKKD) wilayah II Singkawang dan Bengkayang turut dihadiri
oleh Ketua DPW PPP Kalbar, Retno Pramudya, Wakil Walikota Singkawang,
Irwan, Ketua DPD Partai Demokrat Kalbar yang juga Bakal Calon Wakil
Gubernur Kalbar, Suryadman Gidot, Forkopimda Kota Singkawang, serta Para
Pengurus DPC PPP di 14 Kabupaten Kota se Kalbar.’
Dalam presentasinya, Karolin mengatakan perlu adanya keberlanjutan
dalam pembangunan. Pemerintahan sebelumnya sangat menyadari pentingnya
pembangunan infrastruktur di Kalimantan Barat sebagai upaya membuka
keterisolasian masyarakat.
“Berbicara tentang Kalimantan Barat hari ini sejak awal Pak
Cornelis membangun Kalimantan Barat sangat menyadari bahwa kekurangan
kita adalah pembangunan infrastruktur. Ketika Bapak Joko Widodo menjadi
Presiden, ternyata programnya sama dengan Bapak Gubernur, Pak Cornelis
sudah memulai, saya termasuk orang yang sudah berkeliling Kalimantan
Barat mulai dari awal tahun 2007/2008 kemudian melihat sendiri
pentingnya dilakukan pembangunan infrastruktur,” ucap Karolin.
Beberapa contoh disebutkannya adalah pembangunan perbatasan,
pembangunan jembatan seperti Jembatan Pak Kasih yang ada di Tayan yang
menghubungkan akses dari Kabupaten Sanggau menuju Ketapang.
Karolin juga menambahkan, upaya membuka keterisolasian masyarakat
terus dilakukan oleh Pemerintah saat ini. Beberapa project atau
pekerjaan Pemerintah yang diharapkan dapat terselesaikan pada tahun 2018
ini. Diantaranya Jalan Temajuk – Aruk (90 km), Aruk – Seluas (78 km),
Seluas – Entikong (84 km), Entikong – Rasau (99 km), Rasau – Sepulau –
Sintang (99 km), Sintang – Ng. Badau (43 km), Ng. Badau – Lanjak (46
km), Lanjak – Mataso (26 km), Mataso – Tanjung Kerja (56 km), Tanjung
Kerja – Putussibau (37,84 km), Putussibau – Ng. Era (37 km) dan Ng. Era –
Batas Kaltim (158 km).
Berdasarkan kondisi faktual yang ada di Kalimantan Barat saat ini,
lanjut Karolin, dirinya mencoba mengidentifikasi kepemimpinan seperti
apa yang dibutuhkan oleh masyarakat di Kalimantan Barat. Salah satunya
adalah pemimpin harus mampu mendengarkan dan menyerap aspirasi dari
masyarakat.
“Pemimpin yang tidak berjarak adalah pemimpin yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat. Bagaimana seorang pemimpin dapat mengayomi
rakyat tanpa jarak, Semenjak saya di DPR RI, saya menyadari betul
pentingnya berada ditengah masyarakat, hampir seluruh wilayah di
Kalimantan Barat ini sudah saya kunjungi meskipun tidak setiap Desa,
saya paham betul bagaimana kondisi setiap wilayah di Kalimantan Barat, ”
tutur Karolin.
Selain itu, Bupati ketiga Kabupaten Landak dengan perolehan suara
226.378 (96,62%) itu juga mengatakan kondisi di Kalimantan Barat sangat
unik dan berbeda dengan wilayah lainnya. Maka menurut Karolin, seorang
pimpinan harus mampu merawat keberagaman. Kunci keberhasilan pembangunan
di Kalimantan Barat, meningkatnya angka Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Kalimantan Barat, Pertumbuhan ekonomi di atas Nasional adalah
dipengaruhi oleh terjaganya stabilitas keamanan di Kalimantan Barat.
“Jika ke Pontianak, kita melihat berbagai pembangunan, ada
Hotel-Hotel berstandar Nasional/Internasional itu merupakan salah satu
simbol-simbol pembangunan ekonomi yang terjadi pada masa kepemimpinan
Bapak Cornelis sebagai Gubernur Kalimantan Barat, dan syarat utamanya
adalah adanya stabilitas keamanan dengan kepemimpinan yang stabil,
sebagai seorang perempuan, seorang ibu yang secara naturalnya,
biologisnya adalah merawat, maka bagi saya merawat keberagaman merupakan
salah satu komitmen kita bersama,” ungkapnya.
Hal lain yang harus terus diwujudkan oleh Wanita kelahiran Mempawah
35 tahun silam itu adalah menjadikan perbatasan sebagai beranda
terdepan bagi Republik Indonesia. Pemerintahan Bapak Cornelis sebagai
Gubernur Kalbar telah berupaya mewujudkannya selama ini. Komitmen
Cornelis dibuktikannya dengan membentuk Badan Perbatasan pasca di lantik
sebagai Gubernur Kalbar.
“Provinsi pertama yang membentuk badan perbatasan adalah Provinsi
Kalimantan Barat segera setelah Bapak Cornelis dilantik, sehingga
perbatasan sudah menjadi prioritas beliau dan kita bersyukur hal ini
selaras dengan program pembangunan nasional yang dimulai dari
Pemerintahan Bapak Susilo Bambang Yudhodyono dan percepatannya
dilaksanakan pada masa Pemerintahan Bapak Joko Widodo, ” imbuhnya.
Modal utama yang dimiliki oleh Karolin saat ini dan menjadi syarat
utama baginya menjadi pemimpin di Kalimantan Barat adalah pengalamannya
menjabat anggota DPR RI selama 2 periode 2009 -2015 yang lalu dengan
perolehan suara terbesar se Indonesia.
“Kalimantan
Barat dengan kondisi saat ini sudah on the track, sudah dalam progress
yang baik, tentu ini harus kita teruskan. Selain dari pada keselarasan,
keberlanjutan dari pembangunan yang ada saat ini menjadi prioritas bagi
kita. Kita juga membutuhkan percepatan. Secara nasional Indonesia saat
ini sedang bergerak cepat, karena pimpinannya menginginkan kita bergerak
cepat, cepat tapi harus tepat. Untuk itu yang dapat mengimbangi
percepatan tersebut adalah harus ada energi muda yang menjadi semangat
baru di Kalimantan Barat. Mudah-mudahan saya dan Bapak Suryadman Gidot
bisa menjadi salah satu sumber energi tersebut bagi kemajuan Kalimantan
Barat,” pungkasnya.(kun)
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »