Apel Kesiap Siagaan dan Simulasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan tersebut dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Sintang Timur, Kesatuan Pengelolaan Hutan Sintang Utara dan Manggala Agni Daerah Operasi Kabupaten Sintang di Halaman Resort Pengelolaan Hutan Dusun Sabang Laja Desa Merpak Kelam Permai dihadiri oleh Camat Kelam Permai, Kapolsek, Danramil, Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Unit KPH Sintang Timur, Kepala Unit KPH Sintang Utara, Kepala Manggala Agni Daops Sintang dan Perwakilan perusahaan perkebunan.
Ikut sebagai peserta apel Tim Manggala Agni Daops Sintang, Brigade Darkarhutla dan Pamhut UPT KPG Sintang Utara, Brigade Darkarhutla dan Pamhut UPT KPG Sintang Timur, Regu Pemadam Kebakaran PT. Finantara, Masyarakat Peduli Api Desa Ensaid Panjang, Masyarakat Peduli Api Desa Merpak, dan Masyarakat Peduli Api Desa Sungai Maram.
Usai pelaksanaan apel, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sintang Martin Nandung, S. Sos, M. Si dan undangan lainnya meninjau peralatan pemadam kebakaran, menanam sengkubak, dan menyaksikan simulasi memadamkan api.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sintang Martin Nandung arahannya menyampaikan bahwa apel ini adalah dalam rangka menyamakan langkah, serta menyatukan tekad untuk saling bahu membahu dalam kesiap siagaan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Sintang menghadapi musim kemarau tahun ini.
“akibat kejadian kebakaran hutan dan lahan ini, mengakibatkan kerugian tidak sedikit seperti kerusakan lingkungan, merusak kesehatan dan mengganggu aktivitas perekonomian. Untuk itu mari kita menjaga lingkungan agar tetap sehat. Saya mengajak seluruh jajaran, instansi pemerintah, swasta dan segenap masyarakat, untuk lebih peduli pada lingkungan kita dengan tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan. Di Kabupaten Sintang ini, ada juga lahan gambut, yang jika terbakar akan sangat sulit dipadamkan dan menimbulkan asap yang sangat pekat” terang Martin Nandung.
“kami di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sintang ada satu bidang yang secara khusus menangani kebakaran yakni Bidang Pemadam Kebakaran. Walaupun tugas pokok kami adalah memadamkan dan menanggulangi kebakaran perumaham dan pemukiman. Namun, karena kebakaran hutan dan lahan menjadi tanggungjawab kita semua, kami siap membantu jika terjadi kebakaran hutan dan lahan. Kami siap bersama-sama, bekerjasama dengan semua pihak dalam mencegah karhutla ini” tambah Martin Nandung.
Anita Kepala Unit KPH Sintang Utara menjelaskan bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pontianak sudah menyampaikan prakiraan cuaca terkait musim kemarau tahun 2020 di Kalimantan Barat yang cenderung basah, yang berarti tahun ini diprakirakan kemaraunya tetap terjadi, namun curah hujannya diprakirakan masih cukup banyak.
“menurut BMKG musim kemarau pada tahun 2020 tidak seperti tahun sebelumnya,
tapi kita harus tetap waspada, dan tindakan preventif harus dilakukan. Dalam mendukung Usaha Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Di kabupaten Sintang, KPH Sintang Utara akan menyiapkan Brigade Dalkarhutla sebanyak 15 Orang, mesin pemadam kebakaran sebanyak 2 unit, drone sebagai pemantau wilayah kebakaran dilapangan sebanyak 2 buah, mobil patroli 1 buah, motor patroli 5 buah, alat perlengkapan komputer dan operator pengamat titik Hot spot” terang Anita
“kalau dilihat dari anggota dan peralatan yang dimiliki, sarana dan prasaran KPH
Sintang Utara sangatlah minim, namun saya yakin dengan kerjasama dan sinergiritas
semua pihak baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, swasta dan pelibatan masyarakat secara menyeluruh untuk selalu melaksanakan
patroli dan membantu pemadaman maka terjadinya kebakaran hutan dan lahan dapat kita kendalikan” terang Anita
“hutan kalau kita lihat secara fisik hanyalah sebuah tunggakan kayu yang mungkin kita nilai dengan seberapa banyak balok atau paapan yang kita hasilkan. Namun apabila kita nilai dari fungsinya maka nilai sebuah pohon sangatlah besar. Karena hutanlah air kita masih mengalir di musim kemarau, karnaa hutanlah udara yang kita hirup masih, segar. Karena hutanlah kita masih bias mendengar merdunya suara burung. Apabila hutan lestari, maka kita sendirilah yang akan menikmati kehidupan yang nyaman dan sehat. Sedangkan apabila lingkungan rusak, hutan hancur maka kita sendiri pulalah yang akan menderita” tambah Anita
“melalui apel ini sekali lagi saya menghimbau seluruh unsur yang hadir, agar secara
bersama-sama kita melestarikan hutan dan dapat bekerja lebih keras, cerdas, dan
tuntas untuk dapat melakukan kegiatan pemadaman, patroli dan mensosialisasikan
seruan/larangan kepada seluruh masyarakat untuk tidak membakar hutan dan lahan, serta upaya-upaya lain yang produktif yang dapat mengurangi dan mencegah terjadinya pembakaran hutan dan lahan” pesan Anita.(red)
« Prev Post
Next Post »