Www.Warta86,com-Dalam rangka peremajaan kepengurusan dalam sebuah Organisasi Forum Komunikasi Budaya Senganan (FKBS) Sintang Melaksanakan kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) yang pertama kalinya,bertempat di Pondopo Bupati Sintang,jalan pembangunan ,Kalimantan Barat pada Kamis,27,6,2024
Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Sintang,dr.H Jarot Winarno M,Med,ph, beserta Forkopimda Kabupaten Sintang,Tamu Istimewa dari Sarawak Malaysia:
Dalam kegiatan Munas pertama ini "Dengan Tema "Tampik Menganjung "yang didalam bahasa Daerahnya Tampik adalah diibaratkan seorang gadis atau seorang ibu dalam dalam kesehariannya membersihan beras dari debu sekam dengan sebuah wadah capan agar bersih dari debu dan padi yang masih utuh ,sementara menganjung diartikan mengangkat ,yang dalam hal ini artinya mengangkat seorang pemimpin yang akan dijadikan panutan harus sudah bersih dari segala sifat ,sombong angkuh dan tinggi hati "forum komunikasi kebudayaan Senganan (FKBS)" yang berorientasi lebih kepada pemilihan Ketua Umum ,dan dari semua rangkai kegiatan yang dimulai dari jam 08.00 wib sampai selesai ini , menghasilkan,Ketua Umum baru yang dipilih secara aklamasi dan terbuka oleh seluruh peserta dan perwakilan dari kabupaten Lainnya ,dari Empat kandidat Santosa,S.AP,. M.AP memperoleh suara terbanyak dan terpilih untuk mengantikan,ketua Umum sebelumnya Syamsul Bahri S.Sos.M Si
Sekelumit tentang Dayak Sengan
Suku Dayak Senganan adalah istilah kolektif untuk menyebut masyarakat Dayak Iban yang masuk Islam dan mengadopsi sebagian tradisi Melayu.
Mereka tersebar di wilayah Kapuas Raya seperti Sintang Melawi Sanggau Kapuas Hulu dance kado Kalimantan Barat.adapun yang tercatat pada rumpun Senganan Kapuas Raya ini terdiri dari berbagai sub suku Dayak diantaranya,suku Dayak seberuang, Dayak Desa,Dayak sebaruk,Dayak Kenyah,Dayak undau dan masih banyak lagi , Sebutan Senganan bukanlah Hal baru bagi orang Dayak yang sudah memilih Agama Islam dari sebelumnya yang beragama Keharingan
Menurut catatan sejarah suku senganan juga turut hadir dalam perjanjian tumbang anoi pada tahun 1894 untuk mengakhiri tradisi mengayau sesama keturunan Dayak di Kalimantan. Selain itu mereka juga ikut serta dalam pergerakan Mandau the balang
Red« Prev Post
Next Post »