Majelis Tinggi Perdamaian Afghanistan mengharapkan peranan
Indonesia dalam menengahi konflik yang terjadi di Afghanistan. Pernyataan ini
disampaikan Presiden Joko Widodo setelah menerima kunjungan delegasi _High
Peace Council_ (HPC) atau Majelis Tinggi Perdamaian Afghanistan yang dipimpin
langsung ketuanya, Mohammad Karim Khalili di Istana Kepresidenan Bogor.
“Kita dianggap netral di tengah, tidak memiliki kepentingan.
jadi antusias yang disampaikan oleh beliau akan kita sambut baik dan saya tadi
juga menyampaikan segera akan menyusun jadwal secepatnya nanti,” ujar Presiden.
Presiden Jokowi menyampaikan akan segera mengundang ulama-ulama
Afghanistan, Pakistan dan negara lainnya sebagai langkah awal proses
perdamaian.
“Kemudian juga bersama-sama dengan ulama di Indonesia untuk
bersama-sama mencarikan solusi bagi saudara-saudara kita yang ada di
Afghanistan,” ujar Presiden.
Menurut Presiden, dalam pertemuan tersebut Khalili menyampaikan
bahwa Indonesia adalah sebuah contoh penerapan Islam yang benar. “Dan mereka
ingin _sharing_ dan belajar banyak mengenai Islam moderat yang ada di
Indonesia,” ucap Kepala Negara.
Sementara itu, Khalili menyampaikan bahwa dirinya membawa 39
orang delegasi dan sangat bangga dapat berada di Indonesia.
Ia juga mengatakan sangat senang jika Indonesia dapat berperan
menyelesaikan konflik di Afghanistan karena dirinya menganggap Islam di
Indonesia adalah Islam yang moderat.
“Kami menyadari pentingnya peranan ulama Indonesia. Kami sangat
berharap Indonesia dapat membantu kami mencapai perdamaian dan stabilitas di
Afghanistan. Dan kami sangat senang permintaan kami diterima serta menantikan
peran Indonesia untuk mempercepat proses perdamaian di Afghanistan,” tutur
Khalili.
Selain membantu proses perdamaian di Afghanistan, Khalili
mengakui bahwa pengalaman Indonesia dalam mewujudkan toleransi antar suku,
budaya dan agama sangat penting. “Pengalaman Indonesia ini sangat penting bagi
negara kami dan akan menerapkannya,” ucap Khalili.
Selain bertemu Presiden, Majelis Tinggi Perdamaian Afghanistan
dijadwakan juga akan berdialog dengan Majelis Ulama Indonesia, Muhammadiyah dan
Nahdlatul Ulama, dan berkunjung ke Istiqlal, pondok pesantren dan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
“Untuk melihat kenapa di Indonesia bisa rukun, bersaudara,” kata
Presiden.
Adapun kunjungan Majelis Tinggi Perdamaian Afghanistan ini
merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang
berlangsung April 2017.
Setelah mengadakan pertemuan di Istana Kepresidenan Bogor,
Presiden kemudian menjamu delegasi Majelis Tinggi Perdamaian Afghanistan di
sebuah kafe yang berada di kawasan Kebun Raya Bogor.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi didampingi Wakil
Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto,
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir.
Bogor, 21 November 2017
Deputi bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden
Deputi bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »