Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasinya kepada para tokoh
agama yang telah membantu pemerintah memelihara persatuan antarumat beragama di
Tanah Air.
Apresiasi tersebut disampaikan Kepala Negara saat bersilaturahmi
dengan peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Forum Kerukunan Umat
Beragama (FKUB) pada Selasa, 28 November 2017, di Istana Negara Jakarta.
"Saya ingin berterima kasih kepada para tokoh agama, FKUB,
yang turut merawat persaudaraan dan sering memfasilitasi dialog antarumat
beragama," ujar Presiden.
Meski demikian, Presiden menyatakan masih banyak tugas dan
tanggung jawab para tokoh agama untuk memelihara perdamaian di Indonesia. Salah
satunya dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan rasa cinta Tanah Air agar
tidak terjadi konflik di masyarakat.
"Ini tugas FKUB yang riil dan konkret untuk mengingatkan
semuanya kepada rakyat agar jangan main-main dengan hal yang sudah final dengan
kebangsaan kita," ungkapnya.
Apalagi menjelang tahun politik 2018 mendatang, di mana
masyarakat memiliki perbedaan pendapat, pilihan, dan pandangan politik yang
berpotensi menimbulkan kegaduhan dan konflik di masyarakat.
Oleh karena itu, Presiden mengajak para tokoh agama yang
tergabung dalam FKUB untuk bersama-sama dengan pemerintah menjaga kerukunan,
persaudaraan, dan persatuan bangsa Indonesia.
"Ingatkan umat yang namanya Pilkada hanya sebatas pilihan
politik. Di situ perbedaan pendapat pasti ada. Demokrasi memang begitu namanya.
Ingatkan setelah memilih ya rukun kembali," ucap Presiden.
*Presiden Jelaskan Peran RI di Krisis Kemanusiaan Rakhine State
Kepada FKUB*
Di awal sambutannya, Presiden menyampaikan kekaguman sejumlah
Kepala Negara terhadap kerukunan dan keharmonisan antarumat beragama yang ada
di Indonesia.
Mulai dari Raja Arab Saudi Raja Salman, Emir Qatar Sheikh Tamim
bin Hamad Al Thani, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, hingga Perdana Menteri
Denmark Lars Løkke Rasmussen yang siang ini (28/7) baru saja mengunjungi
Indonesia.
"Tadi dengan Perdana Menteri Denmark beliau sampaikan
kekaguman moderasi di Indonesia. Mereka kagum, kita yang dikagumi tidak
tahu," ujar Presiden.
Presiden juga menyampaikan peran Indonesia dalam membantu
menyelesaikan krisis kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar. Sikap Indonesia
yang netral membuat kedua negara baik Myanmar maupun Bangladesh menerima
bantuan yang diberikan.
"Kita sudah banyak masuk ke sana banyak yang tidak tahu.
Bertemu militer di Myanmar, bertemu Perdana Menteri Bangladesh karena Indonesia
dianggap netral dan tidak punya kepentingan," ucap Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut adalah
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Agama
Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Jakarta, 28 November 2017
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Bey
MachmudinDeputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »