Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau Irjen Pol Nandang
mengajak media dan seluruh insan pers untuk bersama-sama menyebarkan berita
yang mencerdaskan dan membuat suasana kehidupan bermasyarakat tetap kondusif.
Apalagi, jelang Pesta Demokrasi Pemilukada di Riau.
Hal ini disampaikannya saat menerima kunjungan silaturahmi
Pengurus Forum Pemimpin Redaksi (FPR) Riau, di ruangannya, Rabu (20/12/17). Ia
didampingi Kabid Humas, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo.
"Saya harap media dan insan pers ikut mencerdaskan
masyarakat melalui berita yang diproduksi. Agar situasi lebih sejuk, kritis
tapi riang. Agar emosi tetap terjaga," ungkap Nandang dalam diskusi
santai.
Apalagi, dalam pelaksaanaan Pilkada Riau 2018, Ia berharap,
media membantu meningkatkan pemahaman masyarakat.
"Namanya Pesta Demokrasi, ya harusnya riang gembira. Jangan
sampai helatan ini dipenuhi dengan berita Hoax, isu SARA dan konten negatif,
misalnya adanya imbauan kebencian untuk tak memilih calon tertentu. Dalam satu
keluarga saja boleh beda pendapat dan pilihan. Saya harap media dan insan pers
ikut menciptakan suasana pesta yang meriah itu," katanya.
Menurutnya, media juga merupakan evaluasi bagi pihak kepolisian
dalam bertugas.
Selain sepakat untuk bersama-sama memberantas Hoax dan konten
negatif, Nandang juga menceritakan berbagai pengalamannya bertugas di sejumlah
daerah termasuk di Riau yang baru hanya tiga bulan.
"Disini, harus berani berinovasi termasuk meningkatkan
kualitas SDM. Banyak hal yang akan kita lakukan agar kualitas Polri semakin
baik. Segala tugas seperti pemberantasan narkoba, penegakan hukum dan pelayanan
lainnya, akan semakin baik," lanjutnya.
Atas sambutan Kapolda, Ketua Forum Pemred Riau, Yuki Chandra
menyatakan, wadah ini dibentuk atas dasar keinginan berkontribusi untuk Riau.
FPR, menurutnya tak hanya bicara soal profesi pers, tapi juga
berkepentingan memproduksi berita yang berkualitas yang sejalan dengan kemajuan
seluruh daerah Riau.
Yuki pun sepakat, memerangi Hoax bukan hanya tugas Polisi, tapi
sudah menjadi kewajiban setiap masyarakat.
"Forum Pemred Riau juga berkomitmen senantiasa menyaring
informasi sampai terverifikasi dengan baik. Kami juga berkepentingan agar
berita yang diproduksi tak memuat Hoax dan konten negatif serta tak diteruskan.
Apalagi jelang Pilkada," ujar Yuki.
Oleh karena itu, sekali lagi, tegas Yuki, pihaknya ingin
memantapkan hubungan dengan pemangku kepentingan wilayah. Termasuk Kapolda,
agar produksi berita Desk Hukum Kriminal masing-masing media dapat lebih
terkoordinasi dengan baik.
"Apalagi sehubungan dengan Polda Riau yang sudah satu tahun
menjadi tipe A. Tentu, tuntutan dengan tipe A sangat luar biasa, terutama dalam
hal Kamtibmas. Kehadiran kita juga untuk memberikan support agar dalam evaluasi
1 tahun menjadi Tipe A, Polda Riau semakin diperkuat," ujar Yuki.
Menanggapi hal tersebut, Nandang mengucapkan terima kasih
dukungan tersebut. Ia mengaku, meski jumlah personel, sarana dan prasarana
Polda Riau masih seadanya, Ia akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan
kualitas pelayanan.
Termasuk menjalankan program-program baru agar semangat
Profesional, Modern dan Terpercaya (Promoter) Polri memang nyata dirasakan
masyarakat.
"Secara keseluruhan, intinya saya menerapkan diri saya
sebagai Pelayan. Dalam kehidupan juga saya terapkan ga mau terlalu rumit,"
ujarnya lagi.
Nandang juga membenarkan saat ditanya salah seorang Pemimpin
Redaksi apakah benar dirinya lebih nyaman dipanggil 'Bapak' daripada
'Jenderal', oleh masyarakat.
"Saya sukanya begitu. Itu tadi, saya memposisikan diri
sebagai Pelayan. Kalau saya yang malah banyak dilayani, maka, masyarakat akan
terabaikan. Saya mulai dari panggilan, saya boleh dipanggil 'Bapak', 'Akang',
'Mas'. Apa jatuh pangkat saya jika dipanggil 'Akang'? Kan tidak," jawab
Nandang. (*)
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »