Kedatangan Presiden tersebut diakuinya
untuk melihat bagaimana kondisi bursa efek setelah libur lebaran
berakhir. Secara khusus, ia mengapresiasi kinerja Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang sempat ditutup pada angka sekira 5.910.
“Kemarin sempat saya lihat Indeks Harga
Saham Gabungan ditutup naik di angka sekitar 5.910. Ini sebuah
pencapaian lompatan yang sangat tinggi menurut saya,” ujarnya.
Bagi Presiden, hal tersebut merupakan
pertanda yang sangat baik bagi Indonesia. Karena kenaikan IHSG itu
menunjukkan makin kuatnya kepercayaan pasar pada pergerakan ekonomi
nasional.
“Saya ingat tahun yang lalu, bulan Juli,
Indeks Harga Saham Gabungan kita tembus ke angka 5.000-an. Dan saat itu
saya juga ingat, Pak Dirut BEI jalan kaki dari sini ke Pondok Indah.
Saya tidak mengerti kalau nanti tembus 6.000 ini mau jalan dari mana ke
mana,” kata Presiden yang langsung disambut tawa.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden
berujar bahwa para pelaku pasar di Tanah Air harus selalu optimis bahwa
ekonomi Indonesia akan semakin baik. Apalagi saat ini momentum yang ada
dirasa sangat mendukung hal tersebut.
“Ini momentumnya sangat bagus setelah
Fitch Ratings, Moody’s, kemudian S & P memberikan investment grade
kepada kita setelah 20 tahun semenjak 1997. Gunakan kepercayaan ini
sebaik-baiknya untuk membangun sebuah persepsi bahwa kita memang baik,
layak untuk diberikan predikat layak investasi,” ucapnya.
Ia kemudian mengingatkan bahwa jangan
sampai momentum yang ada ini menjadi terbuang percuma dengan terfokus
pada hal-hal yang tidak produktif. Sebab, selama 8 bulan terakhir,
Presiden menyebut bahwa energi kita terpakai untuk hal-hal yang tidak
produktif.
“Saya mau pikiran dan tenaga saya habis, tapi harus menghasilkan sesuatu, negara ini harus mendapatkan sesuatu,” ia menegaskan.
Lebih lanjut, ia mengimbau agar
perusahaan yang saat ini masih terdaftar di luar negeri untuk segera
masuk ke bursa Indonesia. Presiden tentunya ingin agar
perusahaan-perusahaan tersebut tak hanya sekadar mencari untung di
Indonesia.
“Paling nanti saya panggil satu per
satu. Saya mengajak, tidak memaksa. Jangan negara lain yang dapat
untung. Berproduksi di sini, berkebun di sini, kok terdaftarnya di
Singapura, Hong Kong, atau New York? Nanti saya ajak,” ucapnya.
Sementara itu, saat memberikan
keterangan kepada para jurnalis, Presiden mengajak seluruh pihak untuk
optimis dalam meningkatkan perekonomian negara. “Pasar menilai negara
kita, Indonesia ini memiliki prospek yang bagus untuk berinvestasi,”
kata Presiden.
Kepercayaan yang saat ini telah
didapatkan harus betul-betul dimanfaatkan dan dijaga sehingga memberikan
manfaat nyata bagi Indonesia.
“Coba ini ada angka tadi saya dapatkan.
Arus uang masuk tahun 2016 dari Januari sampai Desember itu Rp126
triliun. Tahun ini dari Januari sampai Juni itu sudah Rp124 triliun. Ini
artinya apa? Ada arus uang masuk yang banyak ke negara kita. Ini sekali
lagi kepercayaan dan momentum,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga akan
mendorong utamanya anak-anak perusahaan BUMN untuk juga segera terdaftar
di BEI. Terdaftarnya perusahaan-perusahaan BUMN itu diharapkan dapat
menghadirkan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di
Tanah Air.
Turut mendampingi Presiden, Sekretaris
Kabinet Pramono Anung, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur
Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman
Hadad dan Direktur Utama BEI Tito Sulistio./*
Jakarta, 4 Juli 2017
Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Bey Machmudin
[ Foto : istimewa ]
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »