Hal
tersebut ditegaskan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kepada
wartawan usai acara Penyerahan Tanah yang berasal dari kegiatan
Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar, di Aula Prona, lantai 7
Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional
(ATR/BPN), jalan Sisingamangaraja No. 2 Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan, Selasa (14/11/2017).
Panglima
TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan bahwa berdasarkan video
yang telah beredar, dengan adanya korban penyiksaan warga sampai
meninggal yang terjadi di Papua, itu dilakukan oleh Gerakan Separatis
Bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM). “TNI dan Kepolisian berusaha
semaksimal mungkin melakukan tindakan persuasif, dan menyiapkan
langkah-langkah untuk tindakan emergency,” ujarnya.
“TNI
dan Kepolisian sudah menghimbau Gerakan Separatis Bersenjata di Papua,
untuk menyerahkan diri, tapi sampai sekarang belum ada yang menyerahkan
diri, dan kita akan tetap berusaha terus sampai berhasil,” tutur
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Sementara
itu dalam sambutannya pada acara Penyerahan Tanah yang berasal dari
kegiatan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar, Panglima TNI
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan terima kasih dan penghargaan
karena TNI telah menerima Sertifikat Tanah terlantar dari Kementerian
Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Pada kesempatan tersebut Panglima TNI menjelaskan bahwa tanah tersebut akan dijadikan daerah-daerah
latihan TNI dan harus disyukuri bersama, walaupun yang diberikan tanah
terlantar, tetapi ini sangat bermanfaat. “Permasalahan TNI adalah
tempat-tempat latihan, dimana tanah semakin hari semakin menyempit
dikarenakan pertumbuhan penduduk di bumi yang semakin besar jumlahnya,”
ungkapnya.
“TNI
selalu menggunakan tempat latihan di daerah-daerah yang kosong. Tidak
ada tanah masyarakat yang dijadikan tempat latihan. Setelah dibuat
markas tempat latihan, daerah tersebut menjadi berkembang menjadi pusat
perekonomian baru,” tutur Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Lebih
lanjut Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan bahwa
bekas Markas-Markas Belanda yang saat ini menjadi Markas-Markas TNI
adalah tempat-tempat jalur logistik. “Dalam waktu dekat, kami akan
laporkan kepada Menteri ATR / BPN Dr. Sofyan Djalil dan Presiden RI Ir.
Joko Widodo tentang gelar Markas TNI yang disesuaikan dengan program
pemerintah, untuk memajukan sentra-sentra ekonomi baru di seluruh
Indonesia,” katanya.
Dalam
acara tersebut, TNI menerima Sertifikat Hak Pakai Hasil Pendayagunaan
Tanah Terlantar Untuk Latihan Perang seluas 40 Ha diserahkan kepada TNI
AD, untuk keperluan pembangunan Batalyon Armed 76 MM/Tarik Kodam
III/Slw, untuk latihan perang di Desa Seuseupan, Desa Cikembang,
Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
Autentikasi :
Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »