Kendati Dilarang Pasar Tumpah Tetap Berlangsung
DEPOK
– Kendati Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, melarang kegiatan pasar
tumpah, bahkan sebelumnya Pemkot juga sudah mengeluarkan surat keputusan
Wali Kota Depok, serta surat edaran dan spanduk larangan pun disebarkan
di lokasi pasar tumpah tersebut. Karena kegiatan pasar tumpah pada
malam takbiran di Jalan Sejajar Rel Depok, telah dianggap menganggu
ketertiban umum. Namun tetap saja kegiatan pasar tumpah tersebut
berlangsung.
Sementara itu, Ketua RT 01/019, Kampung
Lio, Kelurahan Depok, Ismail selaku penanggungjawab kegiatan pasar
tumpah tersebut mengungkapkan, bahwa pasar tumpah malam takbiran setiap
tahunnya digelar disepanjang Jalan Sejajar Rel yang diselenggarakan
warga kampung Lio Kelurahan Depok yang terdiri dari RW 013, RW 014, RW
019 dan RW 020. “Artinya, kami sudah sepakat akan tetap menggelar
kegiatan pasar rakyat yang sudah jadi tradisi meskipun sudah ada
pelarangan,” ungkapnya, Sabtu (24/6) saat ditemui di pasar tumpah di
Jalan Sejajar Rel, Kampung Lio, Depok.
Dia menjelaskan, bahwa panitia pelaksana
kegiatan itu sudah kami bentuk. selaku Ketuanya, saya sendiri Ketua RT
01/19. Penanggungjawab Ketua RW 019, Deny Ramdhani. Agus Supriatna Ketua
RW 02! Rohli Ketua RW 014 dan Abdul Kadir. Sedangkan penasehatnya Habib
Idrus Al Qodri dan Kostia Permana. Selain itu ada beberapa ormas ikut
andil dalam pasar tumpah itu, diantaranya FPI, PP, Forkabi, FBR dan
Laskar Merah Putih.
“Sedangkan tim pengamanan sebanyak 108 orang, berasal dari warga per RT sebanyak 4 orang.
Keterangan yang diperoleh dilapangan menyebutkan, ada 500 lapak yang disiapkan. Sejak Rabu lalu, telah dibuat lapak-lapak dengan cat putih. Dari 500 lapak itu, 40 persen diperuntukan bagi pedagang asal Depok, sisanya 60 persen untuk warga di luar Depok,” jelas Ismail.
Keterangan yang diperoleh dilapangan menyebutkan, ada 500 lapak yang disiapkan. Sejak Rabu lalu, telah dibuat lapak-lapak dengan cat putih. Dari 500 lapak itu, 40 persen diperuntukan bagi pedagang asal Depok, sisanya 60 persen untuk warga di luar Depok,” jelas Ismail.
Menurutnya, bahwa pasar rakyat ini hanya
setahun sekali diadakannya dan 50 persen para pedagangnya adalah warga
Kampung Lio yang berjualan dan 50 persen pedagang dari luar.
“Jadi, banyak kebutuhan warga Depok yang
terpenuhi kebutuhannya untuk merayakan lebaran dengan berbelanja jauh
lebih murah di pasar rakyat dibandingan dengan mall-mall yang ada di
Depok,” tutur Ismail.
Ismail menamabhkan, bahwa pasar tumpah
tetap dilaksanakan meskipun ada larangan dari Walikota Depok Mohammad
Idris. “Alasannya, karena pasar tumpah sudah merupakan tradisi rakyat
Depok, khususnya warga Kampung Lio sejak lama,” tandasnya.
Sedangkan seorang pedagang, Rizal
membenarkan, bahwa meskipun dilarang sama Walikota Depok Mohammad Idris,
kegiatan pasar tumpah pada malam takbiran di Jalan Baru sejajar rel
Kampung Lio ini, tetap saja digelar. Jadi kita ngga peduli, tetap
dagang, masa sih kita dilarang cari rezeki. Sebab kegiatan pasar tumpah
tersebut berlangsung, sebab kegiatan pasar tumpah ini sudah menjadi
tradisi setahun sekali setiap malam takbiran.
“Terlihat masyarakat senang kok dengan
adanya pasar rakyat ini, ngga ada yang merasa terganggu, tidak
menimbulkan macet karena memang jalan ini bukan jalan ramai
lalulintasnya,” ujar Rizal.
Sementara ditempat terpisah Pemerhati
Masyarakat Kota Depok, Torben menerangkan, bahwa selain di Jalan Sejajar
Rel, kegiatan pasar tumpah juga terlihat di depan Terminal Depok, Jalan
Margonda, Depok, di depan Depok Town Square (DTC) Sawangan, dan di
Jalan Merdeka.
“Jadi, ngapain kita patuh sama
pemerintah kalau tak berpihak kepada rakyat, inikan tradisi rakyat yang
seharusnya diberdayakan bukan dilarang. Kebijakan Wali Kota Depok ini
sangat melukai hati rakyat. Pedagang kecil diberangus, Pedagang besar
dipelihara, inikan ngga adil. Bisa dibilang Wali Kota Depok itu sahabat
konglomerat,” tandasnya. (Faldi).
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »