dalam kegiatan tersebut, dihadiri oleh Bupati Sintang, Sekretaris
Daerah Kabupaten Sintang, para pimpinan organisasi daerah Kabupaten
Sintang serta seluruh para masyarakat yang mengikuti kegiatan tersebut,
yang diawali dengan senam massal bersama dan kemudian pencanangan
kampanye hari gizi nasional.
Bupati Sintang, Jarot Winarno menyampaikan bahwa sebanyak 8,9 Juta
anak-anak di Indonesia mengalami stunting, “jadi anak-anak kita ini ada
sekitar 8,9 Juta yang mengalami kurangnya tinggi badan dibandingkan
dengan umurnya, itulah yang disebut stunting, jadi kita harus
mencegahnya dari sekarang, agar anak-anak kita nanti menjadi bangsa
pemenang pada 100 tahun Indonesia merdeka”, kata Jarot.
Jarot mengungkapkan bahwa sesuai data yang ada di Kabupaten Sintang
menunjukkan stunting di Kabupaten Sintang mencapai 28% sementara data
dari Departemen Kesehatan itu 44%, “artinya kalau data di Dinas
Kesehatan Sintang ada 100 orang anak dari 100 anak tersebut 28 anak itu
mengalami stunting, dan kalau data dari Depkes ada 44 orang anak dari
100 anak mengalami stunting di Sintang, jadi ini merupakan angka yang
buruk Indonesia”. ungkapnya.
Menurut Jarot, stunting merupakan indikator yang paling tajam untuk
menilai kadar gizi seorang anak untuk di Indonesia, Kalimantan Barat,
Kabupaten Sintang, “karena pada 1000 hari pertama dalam kehidupan perlu
asupan gizi yang cukup, 270 hari didalam kandungan, 730 hari berikutnya
kira-kira berumur 2 tahun lebih harus kita ukur tinggi badannya, jadi di
Kabupaten Sintang menunjukkan anak-anak kita masih terancam masalah
1000 hari pertama, ibu hamil kurang mendapat pemeriksaan kehamilan, dan
suplay taplet darah, anak-anak kita pada saat kelahiran belum semuanya
dilakukan inisiasi menyusui dini, dan belum semuanya diberikan ASI
eklusif sampai 6 bulan, jadi haruslah diberikan makanan bergizi”, tutur
Jarot.
Jarot menambahkan untuk mencegah terjadinya stunting pada anak-anak,
ada yang namanya interpensi gizi spesifik, “seperti harus memenuhi
tablet penambah darah, inisiasi dini, ASI eklusif, ternyata kontribusi
hanya 30% yang dapat menyembuhkan stunting, 70% nya itu dari luar
seperti menjaga kesehatan lingkungan, sanitasi, jamban harus bersih, air
bersih, kesehatan perumahan yang baik, bebas penyakit infeksi cacingan,
dan ada hal lain yang dapat mengganggu kesehatan seperti tidak cukup
karbohidrat, tidak cukup protein & lemak, jadi ini merupakan faktor
utama dalam stunting”. tambahnya
“kampanye anti stunting ini merupakan pekerjaan untuk kita semua,
kita harus bekerjasama untuk mengatasi stunting ini, bersama sama
masyarakat kita cegah stunting, agar Sintang menjadi bangsa pemenang,
generasi pemenang yang bebas stunting”, pesan Jarot.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, dr. Harysinto Linoh
mengungkapkan, bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang sudah
melaksanakan kampanye pencegahan terjadinya stunting disetiap daerah di
Kabupaten Sintang 2-3 tahun yang lalu, “karena stunting ini merupakan
ketidaksesuaian antara tinggi badan dan umur, kurangnya asupan gizi dan
protein dalam waktu yang lama sehingga perlu kita lakukan bersama
pencegahan untuk tidak terjadinya stunting di masyarakat”, kata Sinto
Sinto menjelaskan bahwa kasus stunting yang sudah terjadi tidak bisa
di obati, “jadi kita cegah stunting ini dengan memberikan ASI eklusif
kepada bayi, pemberian tablet penambah darah, membiasakan pola hidup
bersih dan sehat, perhatikan kebersihan lingkungan, berikan imunisasi
secara lengkap, kita harus cegah itu, kalau sudah stunting tidak bisa
diapa-apakan lagi, dan rata-rata di seluruh Kecamatan yang ada di
Kabupaten Sintang masih banyak balita yang stunting”, jelasnya.
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »